Pemerintah Indonesia dan tokoh GAM menandatangani perjanjian damai
Juha Christensen, dan Kepala Misi Pemantauan Aceh (AMM), Pieter Feith, menilai reintegrasi bekas kombatan masih belum berhasil. Hal ini ditandai dengan masih adanya kelompok sipil bersenjata yang menodai kedamaian masyarakat di ujung barat Sumatera ini. Juha mengharapkan pemerintahan Aceh dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu. Riak-riak kecil tersebut pun dapat diatasi dengan meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan rakyat." Secara keseluruhan perdamaian Aceh telah berhasil, namun kita harapkan pemerintah terus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya, harus banyak investor, biar masyarakat punya lapangan kerja," ujar Juha.
Peredara Senjata
Mantan Ketua Tim Aceh Monitoring Mission (AMM) Pieter Feith mengatakan, setelah penandatangan kesepakatan damai, pihak GAM sudah menyerahkan senjata-senjata yang mereka gunakan ke AMM. Senjata tersebut kemudian dipotong menjadi beberapa bagian sehingga tidak dapat digunakan lagi."Banyaknya senjata yang masih beredar bukan berarti kita gagal, tapi mungkin itu senjata masuk baru," kata Peter kepada wartawan saat menggelar konferensi pers di ruang Rektor Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Saat itu, GAM menyerahkan sebanyak 840 senjata dan kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian.Anggota TNI maupun polisi non-organik di Aceh juga ditarik kembali. Jumlah pasukan TNI/polisi yang ditarik yaitu sebanyak 31.681. Kini, menjelang 10 tahun perdamaian, senjata-senjata ternyata masih beredar di Aceh. Menurut Peter, di wilayah Aceh masih ada jalur-jalur yang dapat digunakan untuk memasok senjata ilegal.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengharapkan masyarakat Aceh dapat bersama-sama dengan pemerintah mengisi perdamaian di Aceh tanpa adanya suatu kelompok yang menganggap dirinya berkuasa atas Aceh dan perdamaian yang telah berlangsung."Jangan ada kelompok yang mengklaim berhak atas perdamaian ini, damai Aceh milik warga Aceh, semua berhak atas damai ini, jangan ada kata-kata saya, kami yang telah memperjuangkan perdamaian," ujar Zaini Abdullah dalam pidatonya memperingati 10 tahun damai Aceh, Sabtu (10/8/2015).
Damai Aceh merupakan harapan baru bagi warga Aceh, harapan menyongsong masa depan lebih baik dengan penuh kedamaian. Begitu juga bagi Husna (58), warga Aceh yang kini menikmati perdamaian.
"Dulu yang ada was-was dan ketakutan setiap hari, tidak bisa kemana-mana, nyari rezeki pun susah," kata ibu tengah menjajal mie caluk khas Aceh di seputaran Masjid Raya Baiturrahman itu.
Bagi Husna, damai adalah segalanya. Dia berharap situasi ini dapat terus berlangsung."Di kampung dulu, kalau malam harus ngungsi ke rumah tetangga yang rumahnya beton, takut ada kontak tembak.
Malam udah seperti kota mati, sekarang Alhamdulillah mau pulang jam berapa aja di kampung sudah aman," tutur Husna. (Bob/Ali)
"Selamat siang Bos ��
ReplyDeleteMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"